BAB
1
PENDAHULUAN
1. Latar
belakang masalah
Kurikulum sebagai suau
rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang straegis, karena seluruh
kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulu.Begitu pentingnya kurikulum
sebagaimana sentra kegiatan pendidikan, maka didalam penyusunannya memerlukan
landasan atau fondasi yang kuat, melalui penelitian dan pemikiran secara
mendalam.
Kurikulum
sebagai suatu sistem memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan antara satu
dengan yang lainnya, yakni tujuan, materi, metode, media dan
evaluasi.Komponen-komponen baik secara sendiri maupun bersama menjadi dasar utama
dalam upaya pengembangan sisem pembelajaran.
1.Tujuan
1. Ingin mengetahui tentang pengertian konsep
kurikulum
2. Ingi mengeahui komponen-komponen dalam kurikulum
2.Ruang
lingup
a. Fungsi
kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
b. Meliputi
konsep kurikulum, fungsi kurikulum, komponen kurikulum, pengembangan kurikulum,
landasan-landasan pengembangan kurikulum.
BAB
II
LANDASAN TEORI
Knowledges
(isi atau materi)
School learning experiences (interaksi belajar mengajar di
sekolah)
Evaluation (penilaian)
Pendapat tersebut diikuti oleh Nasution (1988), Fuaduddin
dan Karya (1992), serta Nana Sudjana (1991: 21). Walaupun istilah komponen yang
dikemukakan berbeda, namun pada intinya sama yakni:
·
Tujuan
·
Isi
dan struktur kurikulum
·
Strategi
pelaksanaan PBM (Proses Belajar Mengajar)
·
Evaluasi.
Komponen merupakan satu sistem dari
berbagai komponen yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama
lainnya, sebab kalau satu komponen saja tidak ada atau tidak berjalan
sebagaimana mestinya.
Para ahli berbeda pendapat dalam
menetapkan komponen-komponen kurikulum.Ada yang mengemukakan 5 komponen
kurikulum dan ada yang mengemukakan hanya 4 komponen kurikulum. Untuk
mengetahui pendapat para ahli mengenai komponen kurikulum berikut Subandiyah
(1993: 4-6) mengemukakan ada 5 komponen kurikulum, yaitu:
·
komponen
tujuan
·
komponen
isi/materi
·
komponen
media (sarana dan prasarana)
·
komponen
strategi
·
komponen
proses belajar mengajar.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.Pengertian
kurikulum
Arti kurikulum
didasarkan tiga teori, yaitu:
1. Kurikulum
diartikan sebagai rencana pembelajara
2. Kuriklum
diartikan sebagai pengalaman belajar diperoleh siswa dari sekolah
3. Kurikulum
diartikan sebagai rencana belajar siswa
Menurut Tyler, kurikulum
sama dengan pengajaran. Pengembangan krurikulum sama dengan merencanakan
pengajaran.
Kurikulum
menurut UU. 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan nasional.
Kurikulum adalah
perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu
lembaga penyelenggaraan pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan
diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.
Penyusunan perangkat mata pelajaran disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan
setiap jenjang pendidikan jalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta
kebutuhan lapangan kerja.
Lama waktu dalam
satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari system
pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum dimaksudkan untuk dapat mengarahkan
pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran
secara menyeluruh.
Kurikulum dapat diumpamakan suatu organisme baik manusia
ataupun binatang yang memiliki susunan anatomi tertentu. Unsur atau
komponen-komponen dari anatomi tubuh kurikulum yang utama adalah : (1) tujuan;
(2) materiatau bahan ajar; (3) strategi, mengajar; (4) organisasi kurikulum;
(5) evaluasi dan (6) penyempurnaan pengajaran. Keenam komponen tersebut
berkaitan erat antara satu dengan lainnya.
Sebuah kurikulum harus memiliki kesesuaian atau
relevansi.Kesesuaian ini meliputi dua hal, pertama kesesuaian kurikulum
tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan perkembangan masyarakat.Kedua,
kesesuaan antara komponen-komponen kurikulum, yaitu sesuai dengan isi dan
tujuan, demikian juga dengan evaluasi sesuai dengan proses, isi dan tujuan
kurikulum.
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program
pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang
berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam satu
periode jenjang pendidikan.
Salah satu fungsi kurikulum ialah sebagai alat untuk
mencapai tujuan pendidikan yang pada dasarnya kurikulum memiliki
komponen-komponen yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya
dalam rangfka mencapai tujuan tersebut.
Komponen merupakan satu system dari berbagai komponen yang
saling berkaitan dan tidak dipisahkan satu sama lainnya, sebab kalau satu
komponen saja tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
B. Komponen-komponen kurikulum
Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu : (1) tujuan;
(2) materi atau bahan ajar; (3) strategi, mengajar; (4) organisasi kurikulum;
(5) evaluasi dan (6) penyempurnaan pengajaran. Kelima komponen tersebut
memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan. Untuk lebih jelasnya,
di bawah ini akan diuraikan tentang masing-masing komponen tersebut.
1.
Tujuan
Dalam
kurikulum, tujuan memegang peranan penting, akan mengarahkan semuaa kegiatan
pengajaran dan mewarnai komponen-komponen lainnya. Tujuan kurikulum berdasarkan
dua hal.Pertama, perkembangan Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah
tujuan dari setiap program pendidikan yang akan diberikan pada anak didik Dalam
perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara
jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistrm Pendidikan
Nasional, bahwa : " Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab".
Tujuan pendidikan antara lain:
·
tujuan
Institusional (Kompetensi Lulusan)
Adalah
tujuan yang yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, contoh : SD, SMP,
SMA
·
Tujuan
kurikuler (Standart Kompetensi)
Adalah
tujuan bidang studi atau mata pelajaran sehingga mencapai hakikat keilmuan yang
ada didalamnya.
·
Tujuan
instruksional (Kompetensi Dasar)
Tujuan
instruksional (Kompetensi Dasar) dirumuskan sebagai kemampuan-kemampuan yang
diharapkan dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan prosesbelajar
mengajar.
a.
Tujuan instruksional Umum (Indikator Umum) : Kemampuan tersebut sifatnya lebih
luas dan mendalam.
b. Tujuan instruksional khusus
(Indikator khusus) : Kemampuan lebih terbatas dan harus dapat diukur pada saat
berlangsunganya prose belajar mengajar.
Tujuan
mata ajaran. Mata ajaran dikelompokan menjadi beberapa bidang studi, yakni:
1). Bidang studi Bahasa dan Seni.
2).
Bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial
3).
Bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam
4).
Bidang studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Setiap
mata ajaran mempunyai tujuan sendiri dan berbeda dengan tujuan yang hendak
dicapai oleh mata ajaran lainnya tujuan mata ajaran merupakan penjabaran dari
tujuan kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Sebagai
contoh, kita pilih tujuan mata ajaran Berhitung, sebagai berikut:
1).
Menanamkan, memupuk, dan mengembvangkan pengetahuandan kecakapan dasar
berhitung yang praktis.
2). Menanamkan, memupuk, dan mengembangkan kemampuanberpikir
logis dan kritis dalam pola berpikir abstrak, sehingga mampu memecahkan
soal-soal yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
3). Menanamkan, memupuk dan mengembangkan kemampuan untuk
hemat dan pandai menghargai waktu,rasional, ekonomis.
4). Menanamkan, memupuk dan mengembangkan sikap gotong
royong, jujur, serta percaya kepada diri sendiri.
2. Komponen/ Isi materi
Materi kurikulum pada hakikatnya adalah isi kurikulum. Dalam
Undang-undang pendidikan dalam system pendidkan nasional telah ditetapakana
bahwa . . . “ isi kurikulum merupakan bahan kajian dalam pelajaran untuk
mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam
rangka upaya pencapaian tujuan pendidikannasional” (Bab IX, Ps. 39).
Siswa belajar dalam bentuk interaksi dengan lingkungannya,
lingkungan orang-orang, alat-alat, dan ide-ide.Tugas utama seorang guru adalah
menciptakan lingkungan tersebut, untuk mendorong siswa melakukan interaksi yang
produktif dan memberikan dirancang dalam suatu rencana mengajar.
Dalam menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar tidak lepas dari filsafat
dan teori pendidikan dikembangkan. Seperti telah dikemukakan di atas bahwa
pengembangan kurikulum yang didasari filsafat klasik (perenialisme,
essensialisme, eksistensialisme) penguasaan materi pembelajaran menjadi hal
yang utama. Dalam hal ini, materi pembelajaran disusun secara logis dan
sistematis, dalam bentuk :
Ø Teori; seperangkat konstruk atau
konsep, definisi atau preposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan
pendapat sistematik tentang gejala dengan menspesifikasi hubungan – hubungan
antara variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala
tersebut.
Ø Konsep; suatu abstraksi yang dibentuk oleh
organisasi dari kekhususan-kekhususan, merupakan definisi singkat dari
sekelompok fakta atau gejala.
Ø Generalisasi; kesimpulan umum berdasarkan
hal-hal yang khusus, bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam
penelitian.
Ø Prinsip; yaitu ide utama, pola skema yang
ada dalam materi yang mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
Ø Prosedur; yaitu seri langkah-langkah yang
berurutan dalam materi pelajaran yang harus dilakukan peserta didik.
Ø Fakta; sejumlah informasi khusus dalam
materi yang dianggap penting, terdiri dari terminologi, orang dan tempat serta
kejadian.
Ø Istilah, kata-kata perbendaharaan yang baru
dan khusus yang diperkenalkan dalam materi.
Ø Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau
proses yang bertujuan untuk memperjelas suatu uraian atau pendapat.
Ø Definisi:yaitu penjelasan tentang makna atau
pengertian tentang suatu hal/kata dalam garis besarnya.
Ø Preposisi, yaitu cara yang digunakan untuk
menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.
Topik-topik atau sub-sub topik tersebut tersusun dalam
sekuens tertentu yng membentuk suatu sekuens bahan ajar. Ada beberapa cara
untuk menyusun sekuens bahan ajar, yaitu :
a) Sekuens kronologis; susunan materi pembelajaran
yang mengandung urutan waktu.
b) Sekuens kausal; susunan materi pembelajaran
yang mengandung hubungan sebab-akibat.
c) Sekuens struktural; susunan materi
pembelajaran yang mengandung struktur materi.
d) Sekuens logis dan psikologis; sekuensi logis
merupakan susunan materi pembelajaran dimulai dari bagian menuju pada
keseluruhan, dari yang sederhana menuju kepada yang kompleks. Sedangkan sekuens
psikologis sebaliknya dari keseluruhan menuju bagian-bagian, dan dari yang
kompleks menuju yang sederhana.Menurut sekuens logis materi pembelajaran
disusun dari nyata ke abstrak, dari benda ke teori, dari fungsi ke struktur,
dari masalah bagaimana ke masalah mengapa.
e) Sekuens spiral ; susunan materi pembelajaran
yang dipusatkan pada topik atau bahan tertentu yang populer dan sederhana,
kemudian dikembangkan, diperdalam dan diperluas dengan bahan yang lebih
kompleks.
f)Sekuens rangkaian ke belakang; dalam sekuens ini
mengajar dimulai dengan langkah akhir dan mundur kebelakang.
g) Sekuens berdasarkan hierarki belajar;
prosedur pembelajaran dimulai menganalisis tujuan-tujuan yang ingin dicapai,
kemudian dicari suatu hierarki urutan materi pembelajaran untuk mencapai tujuan
atau kompetensi tersebut. Hierarki tersebut menggambarkan urutan perilaku apa
yang mula-mula harus dikuasai peserta didik, berturut-berturut sampai dengan
perilaku terakhir.
3. Strategi mengajar
Penyusunan sekuens bahan ajar berhubungan erat dengan
strategi atau metode belajar. Pada waktu guru menyusun sekuens suatu bahan ajar,
ia juga harus memikirkan strategi mengajar yang sesuai untuk menyajikan bahan
ajar. Guru merupakan tokoh sentral di dalam proses pembelajaran dan dipandang
sebagai pusat informasi dan pengetahuan. Sedangkan peserta didik hanya dianggap
sebagai obyek yang secara pasif menerima sejumlah informasi dari guru.Metode
dan teknik pembelajaran yang digunakan pada umumnya bersifat penyajian
(ekspositorik) secara massal, seperti ceramah atau seminar.Selain itu,
pembelajaran cenderung lebih bersifat tekstual.
4.Organisasi Kurikulum
Beragamnya pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum
memunculkan terjadinya keragaman dalam mengorgansiasikan kurikulum. Setidaknya
terdapat enam ragam pengorganisasian kurikulum, yaitu:
a)
Mata
pelajaran terpisah (isolated subject)
Tiap mata
ajaran disampaikan sendiri-sendiri tanpa ada hubungannya dengan mata ajaran
lainnya. Masing-masing diberikan waktu tertentu, dan tidak mempertimbangkan
minat, kebutuhan, dan kemampuan siswa, semua materi diberikan sama.
b)
Mata pelajaran berkorelas
Kolerasi
diadakan sebagai upaya untuk mengurangikelemahan-kelemahan sebagai akibat
pemisahan mata ajaran.Prosedur yang ditempuh ialah menyampaikan pokok-pokok
yang saling berkolerasi guna memudahkan siswa memahami pelajaran tersebut.
c)
Bidang studi (broad field)
Beberapa
mata ajaran sejenis dan memiliki ciri-ciri yang sama dikolerasikan dalam satu
bidang pengajaran, misalnya Bidang Studi Bahasa, meliputi membaca, bercerita,
mengarang, bercaka-cakap, dansebagainya.
d)
Program yang berpusat pada anak (cild centered)
Program
ini adalah orientasi baru dimana kurikulum dititkberatkan pada
kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata ajaran.
e)
Inti masalah (core program)
Core program adalah suatu program inti berupa suatu
inti atau masalah.Masalah itu diambil dari suatu mata ajaran tertentu, misalnya
bidang studi IPS.Beberapa mata ajaran lainnya diberikan melalui
kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya memecahkan masalah tersebut.
f)
Ecletic program
Ecletic program adalah suatu program yang mencari
keseimbangan antara organisasi kurikulum yang berpusat pada mata ajaran dan
yang berpusat pada peserta didik.
5.
Evaluasi kurikulum
Evaluasi merupakan salah satu
komponen kurikulum. Evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan
yang telah ditujukan serta menilai proses pelaksanaan mengajar secara
keseluruhan.Sebagaimana
dikemukakan oleh Wright bahwa : “curriculum evaluation may be defined as the
estimation of growth and progress of students toward objectives or values of
the curriculum”. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi
kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan
ditinjau dari berbagai kriteria.
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk
penentuan kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan keputusan
dalam kurikulum itu sendiri. Hasil – hasil evaluasi kurikulum juga dapat
digunakan oleh guru-guru, kepala sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya
dalam memahami dan membantu perkembangan peserta didik, memilih bahan
pelajaran, memilih metode dan alat-alat bantu pelajaran, cara penilaian serta
fasilitas pendidikan lainnya.
Ada pun beberapa model evaluasi kurikulum diantaranya;
ü Context; yaitu situasi atau latar belakang
yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi pendidikan yang akan
dikembangkan dalam program yang bersangkutan, seperti : kebijakan departemen
atau unit kerja yang bersangkutan, sasaran yang ingin dicapai oleh unit kerja
dalam kurun waktu tertentu, masalah ketenagaan yang dihadapi dalam unit kerja
yang bersangkutan, dan sebagainya.
ü Input; bahan, peralatan, fasilitas yang
disiapkan untuk keperluan pendidikan, seperti : dokumen kurikulum, dan materi
pembelajaran yang dikembangkan, staf pengajar, sarana dan pra sarana, media
pendidikan yang digunakan dan sebagainya.
ü Process; pelaksanaan nyata dari program
pendidikan tersebut, meliputi : pelaksanaan proses belajar mengajar,
pelaksanaan evaluasi yang dilakukan oleh para pengajar, penglolaan program, dan
lain-lain.
ü Product, keseluruhan hasil yang dicapai oleh
program pendidikan, yang mencakup ; jangka pendek dn jangka lebih panjang.
Model CIPP (Context, Input, Process dan Product) yang
bertitik tolak pada pandangan bahwa keberhasilan progran pendidikan dipengaruhi
oleh berbagai faktor, seperti : karakteristik peserta didik dan lingkungan,
tujuan program dan peralatan yang digunakan, prosedur dan mekanisme pelaksanaan
program itu sendiri. Evaluasi model ini bermaksud membandingkan kinerja
(performance) dari berbagai dimensi program dengan sejumlah kriteria tertentu,
untuk akhirnya sampai pada deskripsi dan judgment mengenai kekuatan dan
kelemahan program yang dievaluasi.
6. Penyempurnaan Pengajaran
Hasil-hasil evaluasi, baik evaluasi hasil belajar, maupun
evaluasi pelaksanaan mengajar secara keseluruhan merupakan umpan balik bagi
penyempurnaan-penyempurnaan lebih lanjut.Sesuai dengan komponen-komponen yang
dievaluasi, pada dasarnya semua komponen mengajar mempunyai kemungkinan untuk
disempurnakan. Suatu komponen mendapatkan prioritas lebih dulu atau mendapatkan
penyempurnaan lebih banyak, dilihat dari peranannya dan tingkat kelemahannya (
Rowntree, 1974 Rowntree, 1974: 150-151). Penyempurnaan juga mungkin dilakukan
secara langsung begitu didapatkan sesuatu informasi umpan balik, atau
ditangguhkan sampai janka waktu tertentu bergantung pada urgensinya dan
kemungkinannya mengadakan penyempurnaan. Penyempurnaan mungkin dilaksanakan
sendiri oleh guru, tetapi dalam hal-hal tertentu mungkin dibutuhkan bantuan
atau saran-saran orang lain baik sesame personalia sekolah atau ahli pendidikan
dari luar sekolah. Penyempurnaan juga mungkin bersifat menyeluruh atau hanya
menyangkut bagian-bagian tertenu.Semua hal tersebut bergantung pada
kesimpulan-kesimpulan hasil evaluasi.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Komponen-
komponen yang saling mendukung akan membentuk kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dalam komponen kurikulum yang perlu diperhatiakan yaitu: Tujuan,
Materi, Strategi mengajar, organisasi kurikulum, evaluasi, penyempurnaan
pengajaran. Dan setiap komponen memiliki peranan-peranan yang sangat penting
dan menentukan agar terciptanya kurikulum yang baik dan benar.
Saran
Pembuatan
makalah ini untuk menambahkan wawasan tentang komponen-komponen kurikulum.Kami
dapat sarankan bahwa kurikulum adalah sarana untuk mencapainya sebuah tujuan
pendidikan yang lebih baik lagi.
Daftar pustaka
Kurikulum.info/2014/12/komponen-kurikulum-menurut-para-ahli.html
Ari Saeful Bahri di
8:31 PM
Nana syaodih Sukmadinata.Pengembangan Kurikulum dan Praktek,remaja
rosdakarya:Bandung halaman 102
Nana syaodih
Sukmadinata.Pengembangan Kurikulum dan Praktek,remaja
rosdakarya:Bandung 104
Prof. Dr. Hamalik Oemar (1994), Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta :PT.Bumi Aksara halaman 23
Prof. Dr. Hamalik Oemar (1994), Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta:PT.Bumi Aksara halaman 24
Prof. Dr. Hamalik Oemar (1994), Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta :PT.Bumi Aksara halaman 25
Prof. Dr. Hamalik Oemar (1994), Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta :PT.Bumi Aksara halaman 26
trimakasih atas infonya.
BalasHapusminta izin copas buat tugas ya... sukses selalu.