Minggu, 03 Januari 2016

JATI DIRI MANUSIA(jurnal)



أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
JATI DIRI MANUSIA
1.                  Manusia diciptakan dari cahaya, diisi dengan cahaya, dibungkus dengan cahaya, didekatkan dengan cahaya, dikuatkan dengan cahaya, serta ditempatkan di sumber cahaya. Manusia berasal dari Cahayanya Cahaya Maha Cahaya. Allah adalah Cahaya Maha Cahaya, petunjuk-Nya adalah Cahaya, kalam-Nya adalah Cahaya. Allah memberikan cahaya-Nya pada siapa saja yang Ia kehendaki di antara hamba-Nya.
                                                             
2.                  Semua makluk diciptakan tak ubahnya seperti garam didalam laut. Nama-wujud-sifat-gerak-ilmu-semuanya, bukan garam melainkan laut itu sendiri. "Inna rabbaka ahad - Sesungguhnya Tuhanmu meliputi segala manusia[1]" [1] QS. Al Israa': 60.


3.                  Ketahuilah bahwasannya masterpeace ciptaan Allah adalah manusia. Al-Qur’an, Islam, surga-neraka, langit-bumi, malaikat- iblis, Jin, dan seluruh makluk lain adalah komponennya. Manusia adalah sebaik-baik ciptaan “Laqad khalaqnaa al-insaana fii ahsani taqwiimin – Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya[1]”. Dan kepada manusia, Allah sendirilah yang meniupkan ruh-Nya, “Fa-idzaa sawwaytuhu wanafakhtu fiihi min ruuhii - Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh-Ku[2]”. [1] QS. At Tiin: 4. [2] QS. Shaad: 72.

4.                  Dalam tiap diri manusia itu ada sebuah kaum yang beraneka ragam sifatnya, sehingga apabila Al-Qur’an mengatakan “Ya Ayyuhalladzina 'Amanu”, “Ya ayyuhal kafirun”, “Ya ayyuhal munafiqun”, “musyrikuun”, “Nashoro” atau “Yahuda”-itu semua menyebut diri kita sendiri. Bukan kita yang beriman, orang lain dikafirkan, orang lain dimunafikan. Bukan kita yang muslim kemudian orang yang berbeda keyakinan dengan kita diyahudikan atau dikristenkan.
5.                  Manusia belum tentu konstan berlaku sebagai manusia, bisa juga pada momentum tertentu, pada kondisi psikologis tertentu, pada situasi perhubungan sosial tertentu, pada peristiwa tertentu, manusia berlaku sebagai monster, kanibal, hewan, setan atau bahkan iblis.

6.                  Iblis berasal dari Segitiga Bermuda. Apakah Segitiga Bermuda? Dimana Segitiga Bermuda? Segitiga Bermuda adalah nafsu manusia, yaitu “Nafsu Amarah”, “Nafsu Lauwamah” dan “Nafsu Mulhimah”. Karena ketiga nafsu itu berada di hati manusia, sungguh berhati-hatilah engkau dari padanya.


7.                  Cukuplah Allah sebagai Tuan Rumah (hati) mu, dan Muhammad sebagai penjaga pintunya.

8.                  Dalam keadaan sakratul maut, Si Fulan tiba-tiba merasa dirinya berada di depan sebuah pintu gerbang langit. Dan diketuknya pintu gerbang langit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar